Tuesday 1 April 2008

bagi saya cita-cita tak harus setinggi bintang

dulu waktu saya masih pakai celana pendek merah dan masih belajar untuk mengeja i-n-i b-u-d-i, cita-cita saya adalah menjadi guru. bukan dengan alasan yang njlimet, ruwet dan bikin mumet untuk memilih cita-cita ini. saya ingin jadi guru hanya karena bapak seorang guru, simpel kan?. tapi ketika sudah mulai mengenal hitungan luas untuk sebuah bidang, ketika soal matematika mulai berbentuk cerita, cita-cita saya berubah, ndak keren kalau jadi guru, berubahlah cita-cita saya menjadi seorang insinyur. pastinya keren dong kalau pakai titel Ir di depan nama saya. presiden pertama kita saja bertitel Ir.





ketika celana saya sudah berubah warna menjadi biru, ketika soal persamaan kuadrat sudah bukan hal yang susah mudah lagi, ketika mulai kenal dengan disket yang waktu itu masih segede roti bakar gosong *item sih*, ketika mulai belajar untuk mengenal DOS, WordStar, Lotus dan ce es nya, makin mantaplah cita-cita menjadi insinyur, bahkan sekarang lebih spesifik, jadi Insinyur Komputer...mantap dah...dah tidak bisa diubah lagi. sapa tahu bisa nyaingin Bill Gates.



sayang pemerintah menghapus titel Ir diganti dengan ST, yang menurut saya lebih menjadi Sok Tahu dari pada menjadi Sarjana Teknik.



waktu saya masih kuliah, saya pingin kerja di bidang multimedia, advertising dan yang sejenisnya. enak kan kerjanya, berangkat kerja pake jeans lusuh sobek di lutut, sepatu kets, kaos oblong, topi, mainannya gadget terbaru. tapi bisa kena stroke kalau mikirin deadline. waktu kerja tempo doeloe pernah dapet tugas untuk membangun website perusahaan, tapi mulai dari semedi sampai baca koran yang katanya sumber inspirasi ituh tetep saja saya tidak dapat ide apa-apa untuk website nya, akhirnya sampai saya resign tetep aja tuh web tidak jadi...maap pak ya...sekarang saya baru tahu kenapa idenya tidak datang waktu itu, soalnya bapak menggaji saya terlalu kecil, pastinya idenya milih yang bergaji gede dong...padahal waktu itu blog saya bisa ganti baju 3x dalam satu bulan :D



tapi sekarang kenyataannya terbalik, saya bekerja di tempat yang sangat formal, harus pakai seragam rapi tiap hari, ber-pantopel ria dan jam kerjanya seperti anak sekolahan jam 07.00 MASUK...



makanya bagi saya cita-cita tak harus setinggi bintang, terlalu tinggi, jauh, sakit nanti kalo jatuh. cita-cita cukup setinggi lampu dilangit-langit rumah, sudah cukup buat menerangi seluruh rumah. syukur-syukur kalo setinggi lampu di tower provider henpon dah lumayan tinggilah. karena saya dibesarkan dalam keluarga yang mengajari untuk menjadi orang yang realistik, boleh berangan tapi nggak usah terlalu muluk, terlalu tinggi untuk dicapai.

so apa cita-cita anda?

No comments: